Senin, 22 Juni 2015

Tempat hiburan dan dunia malam di Manado

Banyaknya PSK atau WPS yang menggoda mata lelaki dari kaum pelajar turut disebabkan oleh keinginan hidup mewah. Dulunya, tak sedikit pelajar perempuan di Manado menjadi pekerja seks lantaran faktor ekonomi. Namun, saat ini mulai bergeser menjadi gaya hidup mewah. Dari penelusuran, tak sedikit pelajar kurang mampu tergiur dengan komunitasnya yang memiliki barang mewah, seperti handphone berkelas bahkan kendaraan atau pun rumah. Faktor inilah yang saat ini ‘memaksa’ mereka hidup di luar jalur.

“Mereka menjadi WPS secara sembunyi-sembunyi dengan pemanggilan melalui telepon seluler. Mereka tidak menjajakan dirinya secara terbuka seperti WPS lainnya,” ujar Pengelola Logistik KPA Kota Manado Johny Wuisan dan Pengelola Program Sonny Winda kepada Komentar di Kantor KPA Manado, Keduanya mengaku telah terjadi peningkatan jumlah PSK maupun pelanggannya selang beberapa tahun terakhir. Meski demikian, KPA belum bisa memastikan berapa persen dominasi siswi, mahasiswi atau pun ABG yang menjalankan praktik maksiat ini.
Hanya saja mereka menjelaskan, untuk konteks PSK atau WPS di Kota Manado terbagi dua, yakni PSK langsung dan PSK atau WPS tidak langsung. “Artinya yang langsung adalah mereka yang vulgar nongkrong di tepi jalan untuk menawarkan jasa seks. Sedangkan yang tidak langsung biasanya via ponsel atau perantara. WPS ABG atau para pelajar, biasanya via telepon atau pakai jasa perantara

TEMPAT HIBURAN MALAM MANADO :

• Boulevard Bar [ Jl.Pierre Tendean ]
• Corner Cafe [ Bahu Mall Blok SE 1 ]
• GP’s Club / Jipis [ Jl.Sam Ratulangi ]
• Kafe HAHA [ Mega Mall ]
• Kafe Makatana [ Tomohon ]
• Kafe & Pun Satoro [ Jl.B.W.Lapian ]